Sekelumit Sejarah Menwa
Riwayat hidup MENWA dipenuhi dengan semangat heroisme dan patriotisme bela negara. Sejarah panjang MENWA dimulai dari 58 tahun yang lalu, tepatnya tahun 1942 (pada zaman pendudukan Jepang). Cikal bakalnya bernama GAKUKOTAI, yang bersama-sama PETA, SEINENDAN, FUJINKAI dan HIZBULLAH memulai titik balik sejarah bangsa Indonesia untuk lepas dari penjajah. Pada masa perang kemerdekaan (1945-1952) bernama Tentara Pelajar (TP).
Pada tahun 1959 diadakan Wajib Latih (semacam wajib militer di Amerika Serikat) yang khusus diadakan untuk mahasiswa. Wajib Latih ini dibubarkan pada tahun 1960. Dan pada tahun 1963 atas inisiatif mahasiswa dan persetujuan pemerintah (diatur oleh Wanpahankam No. M/A/20/1963) waktu itu dibentuklah salah satu wadah yang dinamakan Resimen Mahasiswa (MENWA) sampai sekarang ini. Jadi dari lahirnya dari tahun 1963 sampai sekarang kurang lebih sudah 38 tahun.
Kehidupan MENWA selama 38 tahun ini dipenuhi dengan berbagai macam gejolak dan perubahan. Tahun 1965, MENWA sendiri berani mengambil resiko bermain konflik di kampus dengan berafiliasi dengan basis-basis mahasiswa (baik intern maupun ekstern kampus) menghancurkan basis-basis PKI yang beraliansi dengan kelompok-kelompoknya di kampus seperti CGMI (Consentrasi Gerakan Mahasiswa Indonesia). Masa ini menjadi titik awal konflik berkepanjangan MENWA sampai sekarang ini.
Perubahan-perubahan yang dilakukan oleh Menwa sebagai bagian dari reposisi, reorganisasi, dan refungsi organisasi MENWA terus dilakukan sebagai bagian dari reaktualisasi untuk memenuhi dan menyikapi fenomena bangsa dan negara ini, apalagi sekarang dengan berkembangnya tuntutan demokratisasi dan civil society. Perubahan konstitusi / AD-ART MENWA (yang diatur dalam SKB 3 menteri) dimulai dari tahun 1978 dan terakhir sekarang tahun 2000.
Dalam UU RI No. 21 Th. 1982 tentang ketentuan pokok Hankamneg, MENWA dimasukkan dalam kategori Rakyat Terlatih yang dalam pasal 10 point a dinyatakan sebagai kekuatan dasar dari sistem Hankamneg di negeri ini. MENWA sendiri bukanlah suatu organisasi yang ‘langka’ sebab di negara-negara lain pun ada atau sejenis. Di AS namanya ROTC (Reserve Officer Training Corps), di Bangladesh diistilahkan BNCC (Bangladesh National Cader Corps), di Malaysia dikenal dengan nama PALEPAS (Pasukan Latih Pegawai Perwira Simpanan).
Pada tahun 1995 MENWA sudah melakukan refungsiliasi dan rekonsiliasi dengan mengemban 2 misi, yaitu :
Misi Kejuangan
menghasilkan Cendekiawan Merah Putih (Kader Bangsa) dengan landasan kejuangannya Pancasila (Ideologi), Sumpah Pemuda (Rasa Kebangsaan), Panca Dharma Satya Menwa (Kode Etik Menwa), Tri Dharma Perguruan Tinggi (dengan semangat Visi dan Misi Universitas masing-masing), Jiwa dan semangat 45 (Heroisme Bela Negara – Sejarah Menwa).
Misi Hankamneg
menghasilkan Cadangan TNI, yaitu: (a) Korps Pendidikan Perwira Cadangan; (b) Kekuatan Cadangan Nasional. Dengan landasan konstitusionalnya adalah: UUD 1945 Pasal 30, UU No. 20 tahun 1982.
Jadi Menwa merupakan wadah penyalur potensi mahasiswa untuk kekuatan cadangan nasional dalam pembelaan negara. Selain itu Menwa merupakan wadah yang tepat untuk melatih diri dalam kepemimpinan, disiplin, tanggung jawab, kecakapan, ketangkasan, dan keberanian dengan motto Widya Castrena Dharma Sidha (menyempurnakan kewajiban dengan ilmu pengetahuan dan ilmu keprajuritan) dan Prajna Vira Dharma Cevana (memenuhi kewajiban sebagai pejuang dan pemikir). “MENWA BARU” dengan kekuatan pada spiritualitas Ignatian, dengan mendesain UKM MENWA UMY menjadi sebuah LABORATORIUM KEPEMIMPINAN.
Sejarah singkat Menwa USD dimulai dari 15 tahun yang lalu, tepatnya 14 Mei 1985. Menwa UMY sejak lama menyikapi dirinya sebagai basis mahasiswa yang sama dan sejajar dengan UKM-UKM yang lain. Tidak ada kekhususan atau keistimewaan., Menwa UMY merumuskan sendiri visi dan misinya dengan mengilhami spiritualitas Ignatian yang berlandaskan pada nilai-nilai dan cita-cita kemanusiaan.
Visi
Menuju pengembangan bakat dan kepribadian manusia muda (Menwa) secara penuh dan utuh sehingga tercapai taraf kedewasaan intelektual, demi pelayanan kepada sesama.
Misi
Memberdayakan manusia muda (Menwa) menuju transformasi manusia dewasa yang kompeten, yang memiliki hati nurani dan yang mempunyai kepekaan untuk berani melibatkan diri pada hidup dan perjuangannya.
Yang dimaksudkan dengan manusia dewasa adalah manusia yang mempunyai kesadaran sosial yang tinggi, wawasan kebangsaan yang luas, memiliki kepribadian yang mantap, bertanggung jawab, disiplin lahir dan batin, percaya pada diri sendiri dan mengutamakan kepentingan nasional di atas kepentingan pribadi / golongan, mempunyai kemampuan beradaptasi dan turut serta terhadap perubahan dan dinamika yang positif, mampu membangun komunikasi yang efektif dan asertif terhadap komunitas.
Sejak itu, secara eksplisit Menwa USD mulai mengambil jarak dengan militer secara langsung, tetapi memposisikan dirinya dengan TNI secara kemitraan dalam hubungan pendidikan dan latihan untuk mempersiapkan Rakyat Terlatih sebagai Kekuatan Cadangan Nasional.
Pendidikan Menwa UMY
Pendidikan Wajib (Materi: Navigasi, Pionir, Mounteneering, PBB, Evakuasi, Komunikasi, Jungle Survival, Ilmu Medan, Wawasan Kebangsaan, Kepemimpinan, Bela Diri Taktis, dan lain-lain) yang meliputi:
(1) Pra Pendidikan dan Latihan Dasar Menwa
(2) Pendidikan dan Latihan Dasar
(3) Latihan Kepemimpinan Tingkat Dasar – LKTD (Materi Dasar-dasar Organisasi dan Staf)
(4) Pemantapan, Pembaretan, dan Pengembleman.
Pendidikan Lanjutan
(1) Kursus Kader Pelaksana (Latihan Kepemimpinan Tingkat Lanjut)
Materi: Nasionalisme, Demokrasi Indonesia, HAM dan Hukum Humanities, Manajemen Krisis, Scientific Problem Solving, Komunikasi dan Psikologi Massa, Narkoba dan Psikotropika, Otonomi Kampus, Pola dan Gaya Kepemimpinan, Gerakan dan Lembaga Mahasiswa Indonesia, Search and Rescue (SAR), dll.
(2) Kursus Kader Pemimpin (Pelatihan Manajemen Organisasi)
Materi: Konsep-konsep Pokok Manajemen, Bidang Manajemen Perlengkapan, Manajemen Perkakas, Evaluating Management, dll.
Pendidikan Pelengkap
(1) Kursus Pembinaan Mental (Susbintal)
(2) Kursus Dinas Staf dan Gladi Posko (KDS-GP)
(3) Latihan Pemantapan Kelompok Komando (Latappokko)
(4) Latihan Kepemimpinan Putri
(5) Para Dasar (terjun payung)
(6) Pelatihan SAR Nasional
(7) Navigasi Lanjut dan lain-lain
Resimen Mahasiswa (Menwa) adalah salah satu di antara sejumlah kekuatan sipil untuk mempertahankan negeri. Ia lahir di perguruan tinggi sebagai perwujudan Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta (Sishankamrata), beranggotakan para mahasiswa yang merasa terpanggil untuk membela negeri. Para anggota Menwa (wira) di setiap kampus membentuk satuan, yang disebut Satuan. Sebagai salah satu unit kegiatan kemahasiswaan, komandan satuan melapor langsung kepada rektor/pimpinan perguruan tinggi.
Komponen Lambang Sembilan Unsur
1.Perisai Segilima
Menggambarkan keteguhan sikap
2.Padi dan Kapas
Menggambarkan dasar bernegara dan pandangan hidup bangsa Indonesia, yaitu Pancasila.
3.Bintang , Sayap Burung , Jangkar dan Lambang Polri
Resimen Mahasiswa berada di bawah naungan ketiga unsur angkatan dan Polri
4.Pena dan Senjata
Di dalam pengabdiannya, wira melakukan keselarasan antara ilmu pengetahuan dan ilmu keprajuritan.
5.Buku Tulis
Tugas pokok setiap wira adalah mengembangkan ilmu pengetahuan, di samping melaksanakan tugas-tugas kemenwaan.
Warna Kebanggaan
Resimen Mahasiswa Indonesia menggunakan baret ungu. Dalam aplikasinya di lingkungan Menwa, warna ini mempunyai arti :
-Mulia
-Berpengetahuan
-Terpelajar
Panca Dharma Satya
Panca Dharma Satya adalah janji Resimen Mahasiswa Indonesia :
1. Kami adalah mahasiswa warga Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila.
2. Kami adalah mahasiswa yang sadar akan tanggung jawab serta kehormatan akan pembelaan negara
dan tidak kenal menyerah.
3. Kami Putra Indonesia yang berjiwa ksatria dan bertakwa kepada Tuhan Yang Mahaesa serta
membela kejujuran, kebenaran dan keadilan.
4. Kami adalah mahasiswa yang menjunjung tinggi nama dan kehormatan Garba Ilmiah
dan sadar akan hari depan Bangsa dan Negara.
5. Kami adalah mahasiswa yang memegang teguh disiplin lahir dan batin, percaya pada diri sendiri
dan mengutamakan kepentingan Nasional di atas kepentingan pribadi mau pun golongan.
Semboyan
Semboyan Resimen Mahasiswa Indonesia adalah "Widya Castrena Dharmasiddha", berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti "Penyempurnaan Pengabdian Dengan Ilmu Pengetahuan dan Ilmu Keprajuritan". Yang dimaksudkan oleh Ilmu Pengetahuan adalah segala macam cabang keilmuan yang didapat saat menjadi mahasiswa. Hal ini dipergunakan untuk menempuh jenjang karier, dengan tidak melupakan tujuan utama melakukan pengabdian pada masyarakat. Sedangkan Ilmu Keprajuritan adalah yang bersangkutan dengan jiwa keperwiraan, keksatriaan serta kepemimpinan, bukan sekadar keahlian dalam bertempur atau pun yang sejenis.
Sejarah
Tanggal 13 Juni - 14 September 1959 diadakan wajib latih bagi para mahasiswa di Jawa Barat. Mahasiswa yang memperoleh latihan ini siap mempertahankan home-front dan bila perlu ikut memanggul senapan ke medan laga. Mahasiswa-mahasiswa walawa (WAJIB LATIH) dididik di Kodam VI/ Siliwangi dan para walawa diberi hak mengenakan lambang Siliwangi.
Pada tanggal 19 Desember 1961 di Yogyakarta, Komando Pimpinan Besar Revolusi Presiden RI Bung Karno mencetuskan Trikora. Seluruh rakyat menyambut komando ini dengan gegap gempita dengan semangat revolusi untuk merebut Irian Barat; termasuk juga mahasiswanya.
Isi Trikora:
1. Pantjangkan Sangsaka Merah Putih di Irian Barat
2. Gagalkan Negara Boneka Papua
3. Adakan Mobilisasi Umum
Sejak Trikora bergema maka kewaspadaan nasional makin diperkuat, makin memuncak sehingga timbul rencana pendidikan perwira cadangan di Perguruan Tinggi. Berdasarkan dua surat keputusan Pangdam VI Siliwangi, maka oleh pihak Universitas pada 20 Januari 1962 dibentuk suatu badan koordinasi yang diberi nama Badan Persiapan Pembentukan Resimen Serba Guna Mahasiswa Dam VI Siliwangi (disingkat BPP) Resimen Mahasiswa DAM VI/ Siliwangi, beranggotakan :
1. Prof. drg. R. G. Surya Sumantri ( Rektor Unpad) selaku Koordinator
2. Dr. Isrin Nurdin (Pembantu Rektor ITB) selaku Wakil Koordinator I
3. Drs. Kusdarminto (PR Unpar) selaku wakil Koordinator II
4. Major. Moch. Sunarman dari PUS PSYAD pada waktu itu selaku sekretaris.
Pada Februari 1962 diadakan Refreshing Course selama sepuluh minggu di Resimen Induk Infantri dan dilanjutkan dengan latihan selama 14 hari yang dikenal dengan sebutan Latihan Pasopati. Pada 20 Mei 1962 anggota Resimen Mahasiswa Angkatan 1959 dilantik oleh Pangdam VI/SLW menjadi bagian organik dari Kodam VI/SLW. Dalam rencana kerja empat tahunnya tercantumlah pembentukan kader inti dan ini sudah terlaksana sejak permulaan semester 2 tahun ajaran 1962-1963. termasuk pembentukan kader inti putri.
Mahasiswa/i Jabar (Bandung khususnya) mengikuti Latihan di Bihbul, tempat penggodokan prajurit-prajurit TNI. (Sekarang Secaba Dam III/ Slw, Bihbul). Satuan-satuan inti dari Yon mahasiswa dari beberapa universitas dan akademi dikirim ke tempat ini di bawah asuhan pelatih-pelatih dari RINSIL. 12 Juni 1964 keluarlah Surat Keputusan Menteri Koordinator Komponen Pertahanan dan Keamanan DR. A.H. Nasution Jenderal TNI yang mengesahkan Duaja Resimen Mahawarman. Penyerahan Duaja dilakukan oleh Menko sendiri. Garuda Mahawarman resmi berdiri berdampingan dengan Harimau Siliwangi.
Satuan-Satuan di Republik Indonesia
-Indra Pahlawan di Riau
-Jayakarta di Daerah Khusus Ibukota Jakarta
-Mahabanten di Banten
-Mahadarma di Timor Timur (belum dibubarkan hingga 10-Oktober-2004)
-Mahadwiyudha di Bengkulu
-Mahadana di Nusa Tenggara Timur
-Mahadasa di Daerah Istimewa Aceh
-Mahadipa di Jawa Tengah
-Mahajani Nusa Tenggara Barat
-Mahakarta Daerah Istimewa Yogyakarta
-Mahaleo di Sulawesi Tenggara
-Mahamaku di Ambon
-Mahanata di Kalimantan Selatan
-Mahapura di Kalimantan Barat
-Maharatan di Lampung
-Maharuyung di Sumatera Barat
-Mahasamrat di Sulawesi Utara
-Mahasena di Bali
-Mahasurya di Jawa Timur
-Mahatara di Sumatera Utara
-Mahawarman di Jawa Barat
-Mahawijaya di Sumatera Selatan
-Mahawasih di Irian Jaya
-Mulawarman di Kalimantan Timur
-Pawana Cakti di Sulawesi Tengah
-Sultan Thaha di Jambi
-Wolter Monginsidi di Sulawesi Selatan
-Raja Haji di Tanjungpinang, Kepulauan Riau
untuk situs MENWA UMY dapat anda kunjungi di : http://menwaumy.blogspot.com/
Riwayat hidup MENWA dipenuhi dengan semangat heroisme dan patriotisme bela negara. Sejarah panjang MENWA dimulai dari 58 tahun yang lalu, tepatnya tahun 1942 (pada zaman pendudukan Jepang). Cikal bakalnya bernama GAKUKOTAI, yang bersama-sama PETA, SEINENDAN, FUJINKAI dan HIZBULLAH memulai titik balik sejarah bangsa Indonesia untuk lepas dari penjajah. Pada masa perang kemerdekaan (1945-1952) bernama Tentara Pelajar (TP).
Pada tahun 1959 diadakan Wajib Latih (semacam wajib militer di Amerika Serikat) yang khusus diadakan untuk mahasiswa. Wajib Latih ini dibubarkan pada tahun 1960. Dan pada tahun 1963 atas inisiatif mahasiswa dan persetujuan pemerintah (diatur oleh Wanpahankam No. M/A/20/1963) waktu itu dibentuklah salah satu wadah yang dinamakan Resimen Mahasiswa (MENWA) sampai sekarang ini. Jadi dari lahirnya dari tahun 1963 sampai sekarang kurang lebih sudah 38 tahun.
Kehidupan MENWA selama 38 tahun ini dipenuhi dengan berbagai macam gejolak dan perubahan. Tahun 1965, MENWA sendiri berani mengambil resiko bermain konflik di kampus dengan berafiliasi dengan basis-basis mahasiswa (baik intern maupun ekstern kampus) menghancurkan basis-basis PKI yang beraliansi dengan kelompok-kelompoknya di kampus seperti CGMI (Consentrasi Gerakan Mahasiswa Indonesia). Masa ini menjadi titik awal konflik berkepanjangan MENWA sampai sekarang ini.
Perubahan-perubahan yang dilakukan oleh Menwa sebagai bagian dari reposisi, reorganisasi, dan refungsi organisasi MENWA terus dilakukan sebagai bagian dari reaktualisasi untuk memenuhi dan menyikapi fenomena bangsa dan negara ini, apalagi sekarang dengan berkembangnya tuntutan demokratisasi dan civil society. Perubahan konstitusi / AD-ART MENWA (yang diatur dalam SKB 3 menteri) dimulai dari tahun 1978 dan terakhir sekarang tahun 2000.
Dalam UU RI No. 21 Th. 1982 tentang ketentuan pokok Hankamneg, MENWA dimasukkan dalam kategori Rakyat Terlatih yang dalam pasal 10 point a dinyatakan sebagai kekuatan dasar dari sistem Hankamneg di negeri ini. MENWA sendiri bukanlah suatu organisasi yang ‘langka’ sebab di negara-negara lain pun ada atau sejenis. Di AS namanya ROTC (Reserve Officer Training Corps), di Bangladesh diistilahkan BNCC (Bangladesh National Cader Corps), di Malaysia dikenal dengan nama PALEPAS (Pasukan Latih Pegawai Perwira Simpanan).
Pada tahun 1995 MENWA sudah melakukan refungsiliasi dan rekonsiliasi dengan mengemban 2 misi, yaitu :
Misi Kejuangan
menghasilkan Cendekiawan Merah Putih (Kader Bangsa) dengan landasan kejuangannya Pancasila (Ideologi), Sumpah Pemuda (Rasa Kebangsaan), Panca Dharma Satya Menwa (Kode Etik Menwa), Tri Dharma Perguruan Tinggi (dengan semangat Visi dan Misi Universitas masing-masing), Jiwa dan semangat 45 (Heroisme Bela Negara – Sejarah Menwa).
Misi Hankamneg
menghasilkan Cadangan TNI, yaitu: (a) Korps Pendidikan Perwira Cadangan; (b) Kekuatan Cadangan Nasional. Dengan landasan konstitusionalnya adalah: UUD 1945 Pasal 30, UU No. 20 tahun 1982.
Jadi Menwa merupakan wadah penyalur potensi mahasiswa untuk kekuatan cadangan nasional dalam pembelaan negara. Selain itu Menwa merupakan wadah yang tepat untuk melatih diri dalam kepemimpinan, disiplin, tanggung jawab, kecakapan, ketangkasan, dan keberanian dengan motto Widya Castrena Dharma Sidha (menyempurnakan kewajiban dengan ilmu pengetahuan dan ilmu keprajuritan) dan Prajna Vira Dharma Cevana (memenuhi kewajiban sebagai pejuang dan pemikir). “MENWA BARU” dengan kekuatan pada spiritualitas Ignatian, dengan mendesain UKM MENWA UMY menjadi sebuah LABORATORIUM KEPEMIMPINAN.
Sejarah singkat Menwa USD dimulai dari 15 tahun yang lalu, tepatnya 14 Mei 1985. Menwa UMY sejak lama menyikapi dirinya sebagai basis mahasiswa yang sama dan sejajar dengan UKM-UKM yang lain. Tidak ada kekhususan atau keistimewaan., Menwa UMY merumuskan sendiri visi dan misinya dengan mengilhami spiritualitas Ignatian yang berlandaskan pada nilai-nilai dan cita-cita kemanusiaan.
Visi
Menuju pengembangan bakat dan kepribadian manusia muda (Menwa) secara penuh dan utuh sehingga tercapai taraf kedewasaan intelektual, demi pelayanan kepada sesama.
Misi
Memberdayakan manusia muda (Menwa) menuju transformasi manusia dewasa yang kompeten, yang memiliki hati nurani dan yang mempunyai kepekaan untuk berani melibatkan diri pada hidup dan perjuangannya.
Yang dimaksudkan dengan manusia dewasa adalah manusia yang mempunyai kesadaran sosial yang tinggi, wawasan kebangsaan yang luas, memiliki kepribadian yang mantap, bertanggung jawab, disiplin lahir dan batin, percaya pada diri sendiri dan mengutamakan kepentingan nasional di atas kepentingan pribadi / golongan, mempunyai kemampuan beradaptasi dan turut serta terhadap perubahan dan dinamika yang positif, mampu membangun komunikasi yang efektif dan asertif terhadap komunitas.
Sejak itu, secara eksplisit Menwa USD mulai mengambil jarak dengan militer secara langsung, tetapi memposisikan dirinya dengan TNI secara kemitraan dalam hubungan pendidikan dan latihan untuk mempersiapkan Rakyat Terlatih sebagai Kekuatan Cadangan Nasional.
Pendidikan Menwa UMY
Pendidikan Wajib (Materi: Navigasi, Pionir, Mounteneering, PBB, Evakuasi, Komunikasi, Jungle Survival, Ilmu Medan, Wawasan Kebangsaan, Kepemimpinan, Bela Diri Taktis, dan lain-lain) yang meliputi:
(1) Pra Pendidikan dan Latihan Dasar Menwa
(2) Pendidikan dan Latihan Dasar
(3) Latihan Kepemimpinan Tingkat Dasar – LKTD (Materi Dasar-dasar Organisasi dan Staf)
(4) Pemantapan, Pembaretan, dan Pengembleman.
Pendidikan Lanjutan
(1) Kursus Kader Pelaksana (Latihan Kepemimpinan Tingkat Lanjut)
Materi: Nasionalisme, Demokrasi Indonesia, HAM dan Hukum Humanities, Manajemen Krisis, Scientific Problem Solving, Komunikasi dan Psikologi Massa, Narkoba dan Psikotropika, Otonomi Kampus, Pola dan Gaya Kepemimpinan, Gerakan dan Lembaga Mahasiswa Indonesia, Search and Rescue (SAR), dll.
(2) Kursus Kader Pemimpin (Pelatihan Manajemen Organisasi)
Materi: Konsep-konsep Pokok Manajemen, Bidang Manajemen Perlengkapan, Manajemen Perkakas, Evaluating Management, dll.
Pendidikan Pelengkap
(1) Kursus Pembinaan Mental (Susbintal)
(2) Kursus Dinas Staf dan Gladi Posko (KDS-GP)
(3) Latihan Pemantapan Kelompok Komando (Latappokko)
(4) Latihan Kepemimpinan Putri
(5) Para Dasar (terjun payung)
(6) Pelatihan SAR Nasional
(7) Navigasi Lanjut dan lain-lain
Resimen Mahasiswa (Menwa) adalah salah satu di antara sejumlah kekuatan sipil untuk mempertahankan negeri. Ia lahir di perguruan tinggi sebagai perwujudan Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta (Sishankamrata), beranggotakan para mahasiswa yang merasa terpanggil untuk membela negeri. Para anggota Menwa (wira) di setiap kampus membentuk satuan, yang disebut Satuan. Sebagai salah satu unit kegiatan kemahasiswaan, komandan satuan melapor langsung kepada rektor/pimpinan perguruan tinggi.
Komponen Lambang Sembilan Unsur
1.Perisai Segilima
Menggambarkan keteguhan sikap
2.Padi dan Kapas
Menggambarkan dasar bernegara dan pandangan hidup bangsa Indonesia, yaitu Pancasila.
3.Bintang , Sayap Burung , Jangkar dan Lambang Polri
Resimen Mahasiswa berada di bawah naungan ketiga unsur angkatan dan Polri
4.Pena dan Senjata
Di dalam pengabdiannya, wira melakukan keselarasan antara ilmu pengetahuan dan ilmu keprajuritan.
5.Buku Tulis
Tugas pokok setiap wira adalah mengembangkan ilmu pengetahuan, di samping melaksanakan tugas-tugas kemenwaan.
Warna Kebanggaan
Resimen Mahasiswa Indonesia menggunakan baret ungu. Dalam aplikasinya di lingkungan Menwa, warna ini mempunyai arti :
-Mulia
-Berpengetahuan
-Terpelajar
Panca Dharma Satya
Panca Dharma Satya adalah janji Resimen Mahasiswa Indonesia :
1. Kami adalah mahasiswa warga Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila.
2. Kami adalah mahasiswa yang sadar akan tanggung jawab serta kehormatan akan pembelaan negara
dan tidak kenal menyerah.
3. Kami Putra Indonesia yang berjiwa ksatria dan bertakwa kepada Tuhan Yang Mahaesa serta
membela kejujuran, kebenaran dan keadilan.
4. Kami adalah mahasiswa yang menjunjung tinggi nama dan kehormatan Garba Ilmiah
dan sadar akan hari depan Bangsa dan Negara.
5. Kami adalah mahasiswa yang memegang teguh disiplin lahir dan batin, percaya pada diri sendiri
dan mengutamakan kepentingan Nasional di atas kepentingan pribadi mau pun golongan.
Semboyan
Semboyan Resimen Mahasiswa Indonesia adalah "Widya Castrena Dharmasiddha", berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti "Penyempurnaan Pengabdian Dengan Ilmu Pengetahuan dan Ilmu Keprajuritan". Yang dimaksudkan oleh Ilmu Pengetahuan adalah segala macam cabang keilmuan yang didapat saat menjadi mahasiswa. Hal ini dipergunakan untuk menempuh jenjang karier, dengan tidak melupakan tujuan utama melakukan pengabdian pada masyarakat. Sedangkan Ilmu Keprajuritan adalah yang bersangkutan dengan jiwa keperwiraan, keksatriaan serta kepemimpinan, bukan sekadar keahlian dalam bertempur atau pun yang sejenis.
Sejarah
Tanggal 13 Juni - 14 September 1959 diadakan wajib latih bagi para mahasiswa di Jawa Barat. Mahasiswa yang memperoleh latihan ini siap mempertahankan home-front dan bila perlu ikut memanggul senapan ke medan laga. Mahasiswa-mahasiswa walawa (WAJIB LATIH) dididik di Kodam VI/ Siliwangi dan para walawa diberi hak mengenakan lambang Siliwangi.
Pada tanggal 19 Desember 1961 di Yogyakarta, Komando Pimpinan Besar Revolusi Presiden RI Bung Karno mencetuskan Trikora. Seluruh rakyat menyambut komando ini dengan gegap gempita dengan semangat revolusi untuk merebut Irian Barat; termasuk juga mahasiswanya.
Isi Trikora:
1. Pantjangkan Sangsaka Merah Putih di Irian Barat
2. Gagalkan Negara Boneka Papua
3. Adakan Mobilisasi Umum
Sejak Trikora bergema maka kewaspadaan nasional makin diperkuat, makin memuncak sehingga timbul rencana pendidikan perwira cadangan di Perguruan Tinggi. Berdasarkan dua surat keputusan Pangdam VI Siliwangi, maka oleh pihak Universitas pada 20 Januari 1962 dibentuk suatu badan koordinasi yang diberi nama Badan Persiapan Pembentukan Resimen Serba Guna Mahasiswa Dam VI Siliwangi (disingkat BPP) Resimen Mahasiswa DAM VI/ Siliwangi, beranggotakan :
1. Prof. drg. R. G. Surya Sumantri ( Rektor Unpad) selaku Koordinator
2. Dr. Isrin Nurdin (Pembantu Rektor ITB) selaku Wakil Koordinator I
3. Drs. Kusdarminto (PR Unpar) selaku wakil Koordinator II
4. Major. Moch. Sunarman dari PUS PSYAD pada waktu itu selaku sekretaris.
Pada Februari 1962 diadakan Refreshing Course selama sepuluh minggu di Resimen Induk Infantri dan dilanjutkan dengan latihan selama 14 hari yang dikenal dengan sebutan Latihan Pasopati. Pada 20 Mei 1962 anggota Resimen Mahasiswa Angkatan 1959 dilantik oleh Pangdam VI/SLW menjadi bagian organik dari Kodam VI/SLW. Dalam rencana kerja empat tahunnya tercantumlah pembentukan kader inti dan ini sudah terlaksana sejak permulaan semester 2 tahun ajaran 1962-1963. termasuk pembentukan kader inti putri.
Mahasiswa/i Jabar (Bandung khususnya) mengikuti Latihan di Bihbul, tempat penggodokan prajurit-prajurit TNI. (Sekarang Secaba Dam III/ Slw, Bihbul). Satuan-satuan inti dari Yon mahasiswa dari beberapa universitas dan akademi dikirim ke tempat ini di bawah asuhan pelatih-pelatih dari RINSIL. 12 Juni 1964 keluarlah Surat Keputusan Menteri Koordinator Komponen Pertahanan dan Keamanan DR. A.H. Nasution Jenderal TNI yang mengesahkan Duaja Resimen Mahawarman. Penyerahan Duaja dilakukan oleh Menko sendiri. Garuda Mahawarman resmi berdiri berdampingan dengan Harimau Siliwangi.
Satuan-Satuan di Republik Indonesia
-Indra Pahlawan di Riau
-Jayakarta di Daerah Khusus Ibukota Jakarta
-Mahabanten di Banten
-Mahadarma di Timor Timur (belum dibubarkan hingga 10-Oktober-2004)
-Mahadwiyudha di Bengkulu
-Mahadana di Nusa Tenggara Timur
-Mahadasa di Daerah Istimewa Aceh
-Mahadipa di Jawa Tengah
-Mahajani Nusa Tenggara Barat
-Mahakarta Daerah Istimewa Yogyakarta
-Mahaleo di Sulawesi Tenggara
-Mahamaku di Ambon
-Mahanata di Kalimantan Selatan
-Mahapura di Kalimantan Barat
-Maharatan di Lampung
-Maharuyung di Sumatera Barat
-Mahasamrat di Sulawesi Utara
-Mahasena di Bali
-Mahasurya di Jawa Timur
-Mahatara di Sumatera Utara
-Mahawarman di Jawa Barat
-Mahawijaya di Sumatera Selatan
-Mahawasih di Irian Jaya
-Mulawarman di Kalimantan Timur
-Pawana Cakti di Sulawesi Tengah
-Sultan Thaha di Jambi
-Wolter Monginsidi di Sulawesi Selatan
-Raja Haji di Tanjungpinang, Kepulauan Riau
untuk situs MENWA UMY dapat anda kunjungi di : http://menwaumy.blogspot.com/
Halo apa kahabar , ane dulu anggota menwa , sekarang nostalgial . he . he. he
BalasHapus